Bandung– Rakabangtesi (Rabu di Kampus Pengembangan Kompetensi) kembali dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan dan Supervisi Kepegawaian Kanreg III BKN pada hari Rabu (9/3/2022) di Aula Rama Shinta. Namun kali ini, Bidang PDSK bekerja sama dengan kelompok kerja manajemen perubahan reformasi birokrasi Kanreg III BKN dan tema yang diangkat adalah Komunikasi Asertif. Hal ini menjadi salah satu upaya pembaharuan budaya kerja yang positif dan inovatif. Oleh sebab itu, seluruh pegawai Kanreg III BKN termasuk PPNPN (Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri) juga diundang dalam kegiatan ini karena mereka termasuk dalam pemberian pelayanan kepegawaian di Kanreg III BKN. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan secara luring dan daring melalui aplikasi rapat virtual.
Kepala Bidang Pengembangan dan Supervisi Kepegawaian sekaligus Ketua Tim Pokja Manajemen Perubahan Reformasi Birokrasi Kanreg III BKN, Lia Rosalina berkesempatan membuka kegiatan ini. "Rakabangtesi hari ini tidak hanya fokus di masalah kepegawaian saja, tapi juga materi yang penting terkait pelayanan kepegawaian. Selain itu kami juga mengundang PPNPN karena mereka adalah garda terdepan yang berhubungan langsung dengan publik, " ungkapnya.
Adapun narasumber Rakabangtesi kali ini adalah Luh Nyoman Meitasari yang merupakan salah satu pegawai di Kanreg III BKN yang memiliki background pendidikan sarjana dan magister ilmu komunikasi. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Pranata Hubungan Masyarakat selama kurang lebih 10 tahun di Kanreg III BKN sehingga dinilai mumpuni untuk menjadi narasumber terkait komunikasi asertif ini.
"Untuk ke depannya, narasumber Rakabangtesi tidak hanya dari PDSK saja tapi juga bisa dari bidang lain. Kemudian kegiatan ini juga salah satu rencana aksi dari pokja manajemen perubahan untuk merubah budaya kerja menjadi lebih baik, " pungkas Lia Rosalina.
Lebih lanjut, dalam sesi penyampaian materi, Luh Nyoman menekankan bahwa Kanreg III BKN ibarat sebuah kapal yang sedang berlayar. Dibutuhkan kerja sama yang baik dari setiap elemen, dari nahkoda hingga anak buah kapal agar berhasil mencapai dermaga tujuan. "Lalu, bagaimana cara membangun kerja sama yang baik ini? Tentu diawali dengan komunikasi yang baik satu sama lain," jelasnya.
Komunikasi sendiri tidak serta merta hanya bicara saja, namun banyak elemen di dalamnya. Akan tetapi dalam kesempatan ini, Luh Nyoman memperkenalkan tipe pembicara atau komunikator, yaitu agresif, pasif dan asertif. Ia menjelaskan satu per satu apa itu komunikator yang agresif, pasif dan asertif beserta akibatnya. "Dari ketiga tipe ini, sebaiknya kita membangun gaya komunikasi kita dengan tipe asertif, karena komunikasi assertif adalah cara berkomunikasi secara jujur, terbuka namun dengan cara yang tidak menyakiti perasaan orang lain. Dalam komunikasi ini antara kedua belah pihak saling menghormati dan menghargai perasaan masing-masing," tutur Luh Nyoman.
Selanjutnya, Luh Nyoman juga mengajak pegawai yang hadir secara luring untuk melakukan latihan sesuai situasi yang dibuat. Tujuannya untuk melihat apakah pegawai tersebut sudah berkomunikasi secara asertif atau belum. "Harapannya, setelah kita berhasil menerapkan komunikasi asertif dengan sesama pegawai, kita juga bisa berkomunikasi secara asertif kepada publik eksternal kita sehingga tentunya hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepegawaian Kanreg III BKN dan memberikan kesan yang baik untuk publik," pungkasnya. Tas
